Puisi 'Sang Pembaca' Kepala Perpusnas, Muhamad Syarif Bando Bikin Merinding

    Puisi 'Sang Pembaca' Kepala Perpusnas, Muhamad Syarif Bando Bikin Merinding

    MUSIRAWAS SUMSEL - Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Muhamad Syarif Bando saat meresmikan Gedung Layanan Perpustakaan Daerah Kabupaten Musirawas Provinsi Sumsel membacakan puisi dihadapan hadirin, Jumat (21/10/2022). Puisi berjudul 'Sang Pembaca' itu sukses mengheningkan suasana di gedung yang baru diresmikan itu. 

    "Siapa tak suka membaca, ia melihat tapi hatinya buta. Siapa tak suka membaca, ia pandai tapi ditemani kebodohan. Siapa tak suka membaca, ia mendengar tapi telinganya tertutup. Siapa tak suka membaca, ia mengetahui tapi tidak mengerti. Siapa tak suka membaca, ia menutup bibirnya dengan huruf mati.

    Siapa pandai membaca, dia yang mengerti. Siapa mengerti, dia yang menguasai. Siapa yang menguasai, dia menjadi cerdas. Siapa yang cerdas, dia yang disebut pandai. Siapa yang pandai membaca, dekat dengan Tuhan".

    Sebelumnya, Muhamad Syarif Bando menjelaskan bahwa membaca berperan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Melalui bahan bacaan yang ada di perpustakaan, masyarakat dapat menambah kecakapannya dalam memproduksi barang dan jasa. 

    Ia menuturkan, peningkatan kualitas SDM tidak bisa tidak dengan cara mencerna semua pengetahuan yang ada di berbagai buku, baik teori klasik maupun modern, untuk dipraktekkan. Sehingga masyarakat dapat memproduksi barang dan jasa.

    “Literasi harus sampai kepada kemampuan menciptakan barang dan jasa yang bermutu, yang bisa dipakai dalam kompetisi global. Karena pada akhirnya persaingan global dalam tatanan ekonomi dunia adalah, siapa yang bisa menciptakan produksi untuk konsumsi massal, ” kata Muhammad Syarif Bando.

    Literasi dengan tingkat kemampuan menciptakan barang dan jasa, kata Syarif, sudah lama berkembang pesat di negara-negara maju seperti di Eropa Barat dan Amerika Utara, Tiongkok, Singapura, dan Australia. Indonesia sudah harus berada di tahapan ini, sehingga bisa menjadi bangsa yang ikut bersaing di tingkat global.

    Syarif menjelaskan, peringkat Indonesia soal baca tulis saat ini berada di urutan ke 53 atau kategori sedang. Saat ini, 96 persen masyarakat Indonesia sudah bisa membaca dan menulis. Sementara 4 persen yang belum bisa membaca dan menulis berada di wilayah Papua, Sulawesi Barat, dan daerah-daerah pemekaran baru seperti di Kalimantan Utara.Kalau mengikut variabel literasi dunia, kata Syarif, maka berdasarkan variabel yang dikehendaki Unesco, syaratnya tiga buku baru setiap orang setiap tahun.

    “Jadi kalau penduduk Indonesia itu 270 juta jiwa, kita butuh sekitar 810 juta buku beredar di masyarakat setiap tahun, ” kata Syarif. Syarif menjelaskan, Perpustakaan Nasional pada tahun 2021 ini akan fokus pada persoalan-persoalan literasi di sisi hilir dan hulu. Di sisi hilir fokus mengenai hasil survei bahwa faktanya masih rendah budaya baca.

    Karena rendah budaya baca, kata Syarif, maka rendah indeks literasi. Kalau indeks literasi rendah, parameter yang dipakai dunia adalah daya saing global kita rendah, pendapatan perkapita rendah, tingkat kebahagiaan rendah, dan semua itu sudah fakta.

    Di sisi hulunya bagaimana peran eksekutif, legislatif, yudikatif dan semua komponen bangsa sebagaimana diatur UUD 1945. 

    “Tugas kita hanya ada empat (sesuai UUD 1945). Satu, negara ini didirikan dengan tujuan mencerdaskan anak bangsa siapa pun kita. Dua, mensejahterakan. Tiga, ikut serta dalam menjaga perdamaian dunia. Dan keempat adalah ketertiban, ” ujar Syarif.

    Ia melanjutkan, perpustakaan nasional di seluruh Indinesia adalah sumber informasi, karena itu masyarakat Indonesia menyampaikan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo yang telah memprioritaskan pembangunan gedung perpustakaan sebagai jantungnya pendidikan.

    “Kenapa? Karena ini merupakan suatu institusi peradaban untuk memastikan sejarah panjang Indonesia, perpustakaan sebagai jembatan ilmu pengetahuan di abad lampau, kini, dan yang akan datang, ” ujar Syarif.

    Sementara, Bupati Musi Rawas, Hj Ratna Machmud menyampaikan atas nama masyarakat Musi Rawas mengucapkan rasa terima kasih kepada pemerintah pusat melalui Perpustakaan Nasional RI yang sudah membangun Perpustakaan di Kabupaten Musi Rawas. 

    “Saya berharap dengan adanya gedung dan layanan perpustakaan dapat menumbuhkan minat masyarakat agar gemar membaca. 

    Semoga perpustakaan dapat memberi motivasi bagi masyarakat maupun pelajar serta menjadikan salah satu gedung pintar sumber informasi warga Musi Rawas, ” ucapnya. 

    Nampak hadir dalam acara tersebut, Anggota DPR RI komisi X, H Mustafa Kamal. Plt Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan RI, Deni Kurnaidi. Polres Musi Rawas, Kodim 0406 Lubuklinggau. Sekretaris Daerah, H Aidil Rusman. OPD di lingkungan Pemkab Musi Rawas serta warga masyarakat Musi Rawas. (dod)

    perpusnas literasi bupati musirawas mura sumsel
    Dodi Chandra

    Dodi Chandra

    Artikel Sebelumnya

    Antrian Panjang di SPBU Megangsakti Bikin...

    Berita terkait